Rabu, 03 Juli 2013

MENGOLAH SI DAUN AJAIB


Mengolah Daun Sukun

Herbalis telah mulai meresepkan daun sukun pada pasien hepatitis yang datang berobat dan menyarankan pasien untuk mencari daun sukun tua berwarna, tapi belum jatuh dari pohon.
Daun sukun yang manjur
daun sukun
daun sukun
Pasien merebus selembar daun sukun dengan 4 gelas air hingga mendidih dan tersisa 2 gelas. Ramuan itu diminum sehari sekali. Dalam 2,5 bula kondisi pasien berangsur membaik. Sebenarnya Daun sukun tua berwarna kuning juga baik untuk mengontrol kadar gula darah diabetes. Riset di pusat penelitian kimia LIPI di Serpong Tanggerang,provinsi Banten, menguji secara praklinis khasiat daun sukun berwarna hijau muda, hijau tua dan kuning pada hewan percobaan yang dibuat diabetes mellitus.
Hasil riset menunjukan pemberian ekstrak etanol daun sukun berwarna kuning paling efektif dibandingkan daun sukun hijau muda dan hijau tua. Puspa Dewi masih belum menemukan faktor penyebab daun sukun kuning lebih manjur menurunkan kadar gula darah.
Farmakolog di Pusat Studi Obat Alam Universitas Indonesia, Prof Dr Sumali Wiryowidagdo MSi Apt, justru menyarankan penggunaan daun sukun yang masih hijau sebagai herbal. Sebab senyawa aktif yang berkhasiat mengatasi penyakit paling banyak terdapat di daun yang berwarna hijau. “Di daun yang berwarna berwarna kuning jumlah jumlah senyawa berkhasiat sudah berkurang,” kata guru besar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia itu.
Ambil daun sukun yang berwarna hijau mengilap dan olah dengan cara perebusan. Dengan perebusan, senyawa aktif yang terkandung di dalam daun sukun menjadi larut dalam air. “Hampir semua falvonoid dalam Artocarpus-genus sukun,muadah larut dalam air,” ujar Sumali. Air rebusan itu yang dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai penyakit.
Dalam bntuk senyawa rebusan,senyawa aktif lebih mudah dicerna tubuh. Itu seperti yang di ungkapkan dr Arijanto Jonosejowo, kepala Poli Obat Tradisional RSUD Dr Soetomo,Surabaya, Jawa Timur. “Ektraksi yang paling bagus menggunakan air. Ekstraksi dengan alcohol terkadang menyebabkan zat lain dalam tanaman ikut bereaksi. Akibatnya, herbal justru menjadi kurang efektif,” ujarnya.
Sebanyak 3 daun sukun berukuran sedang berwarna hijau dipotong 1-2 cm, rebus dengan 1-2 gelas air hingga mendidih. Angkat rebusan setelah 30 menit mendidih. Ramuan itu diminum 3 kali sehari. Ampas hasil rebusan masih bisa dipergunakan untuk merebus ulang dengan jumlah air yang sama.
Daun sukun kering
Sumail menuturkan, konsumsi daun sukun bisa saja dalam bentuk serbuk kering. Hanya saja di dalam tubuh bentuk serbuk kering dicerna lebih lama. Berarti butuh waktu lebih lama untuk mendapatkan khasiatnya, agar lebih efektif, konsumsi serbuk kering sebaiknya beserta ampasnya.
Memanfaatkan daun sukun berwarna hijau mengilap dan mengolah daun sukun menjadi serbuk kering. Caranya dengan menjemur daun dibawah sinar matahari selam 2 hari dan memblendernya hingga berbentuk bubuk. Pasien tinggal menyeduhnya satu sendok the – sekitar 10 gram – bubuk itu dengan 100 cc air panas. Dosis untuk anak-anak setengahnya. Ramuan diminum 2 kali sehari. Serbuk daun sukun untuk mengobati ginjal, janng, prostate, rematoid arthritis dan darah tinggi.
Bubuk daun sukun kering tahan simpan hingga satu tahun. “Dalam bentuk segar pun sebetulnya awet. Asal tidak terkontaminasi cendawan, daun sukun segar bisa disimpan selam sebulan di lemari pendingin,” kata Sumali. Cuci daun sukun segar, angina-anginkan, potong kecil, masukan dalam plastic, lalu disimpan dalam lemari es. Kandungan antiseptic daun sukun “mengawetkan sendiri” daun tanaman kerabat negka itu.
Pasien yang ingin praktis bisa saja mengkonsumsi dalam bentuk kapsul. Hasil uji toksisitas pada larva udang menunjukan angka toksisitas dibawah 100 ug/ml. “Semakin baik potensinya sebagai obat,” ujar Sumali. Itu berarti daun sukun aman di konsumsi.
Sumber : daunsukun.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar